Suara Semesta Bercerita dari Doktor yang sesekali merespon yang di liat dan di dengar bukan mimpi karena bercermin dari goresan bisa berkembang mikir dan pikir, saya bukan politikus berhayal bukan ideku menerawang pikir maju untuk pendidikan dan pemikir oleh kang Aflaha kang Doktor yang beristikomah bersarung dan beristigfar.
Keseharian Mang Tono adalah penarik beca juga sebagai marbot masjid ia rajin berjamaah sholat dimasjid lima waktu.
Disela-sela menunggu waktu Isya biasa beberapa jamaah ngobrol dan bercerita kesana kemari diselingi canda tawa. Seperti biasa Mang Tono sigap membuatkan beberapa gelas kopi hitam buat jamaah.
Mang Tono dimata jamaah adalah orang yang tidak punya marah ia selalu tersenyum. Pernah pengalamannya membawa beca yaitu pada kondisi becanya sedang lari kencang di jalan yang turunannya agak terjal karena rem blong untuk menghindari menabrak mobil ia mencelakakan diri dengan membelokan becanya terjerembab ke selokan.
Ia lebih memilih dirinya yang sakit daripada orang lain tersakiti dan alih - alih ia malah dikasih uang sama orang sekitar yang jumlahnya lumayan untuk ukuran Mang Tono.
Dari beberapa ceritanya ia sering sekali mengalami peristiwa seperti itu yang jelas itu bukan modus, akunya.
Dalam minum kopi ia tergolong orang yang paling cepat habis karena hanya beberapa tegukan saja kopi seketika itu juga dihabiskan dan itu yang membuat orang lain tersenyum karena cara minum kopinya yang tidak biasa walaupun memang tidak ada aturan khusus cara minum kopi.
Memang pada prinsipnya apapun boleh dilakukan sepanjang belum ada aturan yang disepakati. Sesuatu jadi dilarang/haram jika sudah ada aturannya dan sepanjang tidak ada aturan maka boleh.
Menawarkan kopi adalah salah satu bentuk menjalin keakraban dengan siapapun terlebih kepada penikmat kopi adalah sebuah cara menjalin silatrahim yang kuat. (M. Ali)
Salam ngopi
Post A Comment:
0 comments: