stop


Suara Semesta 
(Cirebon) - Kebanyakan manusia menganggap bahwa tinja tak lebih dari sekedar limbah. Namun, mengingat perubahan iklim yang sedang terjadi di bumi ini, pola pikir semacam itu justru mengabaikan fakta bahwa bagaimana limbah organik bisa dan harus dilakukan daur ulang ke ekosistem.

Tinja adalah bagian dari limbah organik yang bisa bermanfaat bagi ekosistem sekitarnya. Diera saat ini dengan keterbatasan masyarakat tentang gejolak perekonomian yang ada di Indonesia, segala macam bahan pokok yang mengalami kenaikan, susahnya mencari lapangan pekerjaan.

Nanang Kalnadi, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Manggala Garuda Putih, Kabupaten Cirebon, mencoba terobosan baru tentang proses pengolahan limbah tinja menjadi layak untuk ekosistem dibumi yang kita cintai ini.

Suatu teknologi yang ramah lingkungan juga bisa diterima jika penduduk setempat lebih terlibat dan mendapatkan keuntungan ekonomi – yang kemudian menimbulkan rasa kepemilikan bersama.

Toilet yang mendaur kotoran manusia juga dapat mengurangi penurunan sistem pembuangan kotoran secara signifikan, yang saat ini terus merasa lelah upaya pengelolaan limbah.

Metode ini juga dapat mengubah kotoran manusia menjadi pupuk organik sekaligus biogas yang dapat menggantikan atau mengurangi pemakaian bahan bakar kayu tradisional sebagai penyebab utama polusi udara dalam ruangan dan penyakit-penyakit terkait.

Teknologi biogas domestik juga memungkinkan terhubungnya toilet ke biodigester, atau unit kedap udara di mana bakteri memecah limbah organik menjadi biogas bersih terbarukan. Teknologi ini umum di negara-negara yang rendah penghasilan dan sederhana namun dapat diimplementasikan lebih luas di seluruh dunia.

Nanang Kalnadi, saat menceritakan pada suarasemesta.co.id akan mengubah paradigma terkait tinja dan akan mengimplementasikannya untuk perubahan ekosistem juga pertumbuhan ekonomi masyarkat pada umumnya. @Ule


Baca Juga

Post A Comment:

0 comments: