Suara Semesta (Kabupaten Cirebon) - Banyaknya sekolah yang berada di lingkup wilayah Kabupaten Cirebon, seiring tidak sedikit pula sekolah yang fasilitas infrastrukturnya masih dirasa kurang layak untuk dijadikan tempat menuntut ilmu. Apalagi bagi para generasi penerus yang masih berada di pendidikan dasar. Dengan dasar umur yang masih sangat butuh rasa aman terutama dalam menjalani keseharian dalam belajar di sekolah, harus pula memiliki perhatian lebih terutama bagi dinas yang menaunginya.
SDN 2 Lebak Mekar, Kecamatan Greged salah satu sekolah yang dirasakan perlu segera untuk dilaksanakan rehabilitasi baik sedang maupun berat. Saat Rabu, (17/08) suarasemesta.co.id melihat kondisi sekolah yang memang dirasakan sudah cukup untuk diperhatikan agar menjadi prioritas dalam pembangunan prasarana fisik dalam hal ini bangunan.
Dengan 579 siswa yang sehari hari belajar di sekolah tersebut menjadikan salah satu kekhawatiran pihak orang tua dan guru tentunya pada saat jam belajar mengajar. “Sebaiknya Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam hal ini Dinas Pendidikan kiranya dapat memprioritaskan sekolah kami untuk segera di rehab bangunan fisiknya supaya para wali murid dan guru dapat menjalankan aktifitas belajar mengajarnya dengan tenang,” ujar Jahar, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 2 Lebak Mekar.
Di Kecamatan Greged, terdapat beberapa sekolah yang sudah dilaksanakan rehab baik bersumber dari dana APBD Kabupaten, Propinsi ataupun Pusat, “Sedangkan kami sebenarnya sudah lama mengajukan bantuan rehab tersebut karena dari 10 ruang yang ada, terdapat 5 ruang yang sudah rusak berat, tentunya menjadikan was was dalam mengajar siswa, khawatir ambruk,” tambah Jahar.
Artinya, secara kebutuhan sudah dianggap kerusakan berat sekolah tersebut sekitar 50%. “Apakah kelayakan untuk direhab itu batasnya berapa prosen dari jumlah bangunan fisik yang ada agar Dinas Pendidikan dapat merealisasikan pembangunan sekolah. Khususnya sekolah dasar yang ditempati aktifitasnya adalah anak kecil, menurut saya pribadi situasi ini sangatlah rawan apalagi di jam belajar siswa,” ujar Koharrudin, Ketua Holistik Insan Penulis dan Wartawan Indonesia (HIPWI) DPC Cirebon saat dihubungi melalui selularnya.
“Jangan sampai nanti kalau sudah terjadi hal yang tidak diinginkan, baru semuanya repot dan bahkan saling menyalahkan satu sama lainnya. Akhirnya bukan solusi terbaik yang diharapkan tapi justru debat kusir yang tak menentu arah. Meskipun arah pembangunan tidak total tapi minimal menyeluruh dan merata, sehingga kerusakan fisik bangunanpun minimal dapat tertangani dengan dana yang tersedia,” ungkap Kohar.
Di sisi lain, dengan jumlah pengajar 16 tenaga pengajar, sangatlah perlu juga perbaikan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar lebih baik sehingga dapat diharapkan mencetak generasi penerus khususnya pendidikan dasar yang berkualitas sesuai harapan semua pihak terutama orang tua atau wali murid. “Dan tentunya kami yang berada di naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebonpun mendapat kepercayaan dari orangtua murid untuk dapat menyekolahkan anak anaknya di sekolah kami,” tutup Jahar. @HAR.SA/RED
Post A Comment:
0 comments: