Suara Semesta 
(Kota Cirebon) - Berawal di tahun 2019, menurut Herro Yudhistira, Kepala Bidang Perumahan Prasarana Sarana dan Utilitas (PPSU) DPRKP Kota Cirebon, perencanaan Pedati Gede sesuai dengan keiinginan Walikota pada saat itu, agar Taman Pedati Gede masuk dalam 10 pembangunan prioritas . Saat itu Walikota dan Wakil Walikota menginginkan bagaimana membuat suatu taman yang mengandung nilai sejarah.

Mengapa dipilihnya Pedati Gede ? ...

Kemudian dipilihlah Taman Pedati Gede ini karena mengandung nilai sejarah 7 abad lalu. Mengapa Pak Walikota memilih itu, karena mengandung nilai seni budaya dan sejarah yang tinggi leluhur Cirebon. Ujar Hero kepada media suara semesta diruang kerjanya, Jum'at (21/10/2022).

Untuk itu, masih kata Herro, Walikota menunjuk ITB (Institut Teknologi Bandung) untuk merancang, merencanakan, sampai nanti pada saat pelaksanaan. Akhirnya ITB membuat Design DnD.


Dengan ditunjuknya ITB, pihaknya (ITB) merasa senang. Karena sejarah Pedati Gede, adalah kendaraan tempo dahulu, 7 abad yang lalu, tetapi Pedati Gede ini sudah menggunakan teknologi canggih. Dijelaskannya, bahwa roda Pedati Gede itu bisa mengayun. Kalau dibandingkan zaman sekarang adalah shockbreaker, atau suspensi pada kendaraan modern saat ini.

Mengapa ditunjuknya LPPM ITB menjadi pelaksana ? ...

Kendaraan Pedati Gede yang ada di Pekalangan Kota Cirebon ini memiliki unsur sejarah yang cukup tinggi, unsur seni, unsur budaya, bahkan sudah ada unsur teknologinya, sementara itu Pedati Gede adalah kendaraan pada 7 abad yang lalu.

Pihaknya (ITB), setelah ditunjuk oleh Walikota Cirebon, melakukan penelitian dengan menurunkan tim ahli ke Pekalangan. Pihaknya mencari literasi di museum Indonesia ternyata tidak lengkap literasinya tentang Pedati Gede. Dari situ ITB menuju ke Belanda untuk melakukan pendalaman. ITB dengan bekerjasama Kedutaan Negara Indonesia yang ada di Belanda berhasil menemukan literasi buku history tentang Pedati Gede dimuseum Belanda secara lengkap siapa pembuatnya dan perjalanan Pedati Gede itu pada zamannya.

Dari hasil literasi yang ada di museum Belanda, tertulis pembuat Pedati Gede adalah asli orang Cirebon, tepatnya Desa Gamel. Dan kendaraan tersebutlah yang dipakai Ki Gede Pekalangan dalam menyebarkan Islam di Cirebon.

Masih kata Herro, dengan ditunjuknya ITB sebagai pelaksana diharapkan tidak unsur seni, budaya, dan karena Pedati Gede ini sudah terdapat sitem roda yang bisa mengayun (teknologi), itu akan tetap terjaga dan replika Pedati Gede ini benar-benar menyerupai bentuk aslinya, mulai dari guratan-guratan sampai roda-rodanya.

Kegiatan yang di swakelolakan itu mengacu pada aturan yang ada. Swakelola tipe II dilaksanakan dan dilakukan oleh unsur masyarakat, tenaga ahli (spesifik), yayasan ataupun BUMN. Dana yang dianggarkan semula 2 miliyar mendapat tambahan 300 juta karena program yang dibuat (perencanaan) tahun 2019, dan bahan-bahan yang mengalami kenaikan akibat covid-19 serta kenaikan harga BBM tahun ini. Pekerjaan bangunan dasar dilakukan oleh pekerja lokal yang diawasi oleh tim ITB dan pembuatan replika oleh tim ahli ITB.

Pedati Gede dilakukan di workshop ITB oleh tim ahli dengan tujuan agar unsur seni dan hasilnya nanti 98% menyerupai aslinya. Pekerjaan pembuatan yang dimulai pada bulan Agustus 2022 setelah Herro ini dipercaya menjadi Kepala Bidang Perumahan Prasarana Sarana dan Utilitas (PPSU) DPRKP Kota Cirebon. Saat ini pekerjaan Replika Pedati Gede sudah mencapai 90%. Fisik sudah 48%, jadi secara keseluruhan pekerjaan mencapai 52%.

Dari kontrak pekerjaan tanggal 22 Juli 2022, ditargetkan 5 bulan sampai 22 Desember 2022. Herro optimis pada tanggal 10 Nopember 2022, Replika Pedati Gede sudah naik di Taman Pedati Gede yang berada tepat di depan BAT Kota Cirebon.Tanggal 12 Desember rencana peresmian oleh Walikota, sekaligus kemeriahan event batik nusantara. @Ule




Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

stop