Suara Semesta (Kabupaten Berau, Kaltim) - Warga menjelaskan terkait langkanya LPG 3 Kg apa penyebabnya? Hal ini kemudian menjadi keluhan sebab jika LPG tidak ada maka alternatif lainnya tidak ada, Apa yang digunakan untuk memasak di rumah, ucap warga.

Terkait kelangkaan ini warga berharap agar Pemerintah terkait dapat memantau atas kekurangan LPG 3 Kg subsidi, sebab LPG 3 Kg telah di tentukan dari Pemerintah yang di khususkan untuk warga kurang mampu, itu opsi yang perlu diperhatikan. Senin, (03/07/2023).

Adapun pemandangan di sekitar wilayah Tanjung Redep begitu banyak tumpukan LPG subsidi yang ada di beberapa warung sembako bahkan stoknya hingga puluhan bahkan ratusan tapi tidak tercatat sebagai agen resmi LPG. Hal demikian perlu dilakukan pengawasan agar tidak terjadi issue yang kurang baik di tengah masyarakat, ungkap Ketua LSM

Melalui peraturan perundang-undangan, Pemerintah telah menetapkan LPG tabung 3 Kg sebagai barang penting yang hanya diperuntukkan bagi rumah tangga untuk memasak, usaha mikro untuk memasak, nelayan sasaran dan petani sasarannya.
Artinya, subsidi harus dinikmati oleh masyarakat yang berhak menerima, bukan orang yang mampu, tambahnya.

Peraturan tersebut yang tertuang di Undang - Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, penggunaan gas bersubsidi 3 Kg hanya diperuntukan bagi usaha kecil yang beromzet maksimal Rp 833 ribu per hari.

Di kutip dari informasi yang di tulis salah satu media lokal, pernah terjadi kecemburuan sosial di antara warung sembako yang dimana pilih kasih distribusinya dari pihak Distributor, sehingga salah satu warga pemilik warung komplain ke pengemudi truk Agen LPG 3 Kg.

Hal demikian juga menjadi catatan terjadinya kelangkaan LPG 3 Kg, sebab di tumpuk dan di perjual belikan hingga keluar wilayah yang bukan jalur distribusinya. Jika dibiarkan bagaimana dengan daerah pelosok kampung
Lainnya di Kab. Berau apakah juga ada kelangkaan LPG? Tutupnya.

Sampai berita ini terbit tidak ada pihak yang dapat di hubungi untuk memberi penjelasan. (Teguh)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

stop