Suara Semesta
 (Gaza, Palestina) - Perang yang terjadi antara Hamas dan Israel menimbulkan korban sipil dari kedua belah pihak. Warga Jalur Gaza terutama kesulitan karena blokade Israel yang berdampak kepada listrik, air, dan bantuan logistik.

Hana' Mahmoud Nayem, 47 tahun, bersama tiga orang anaknya,warga Palestina yang tinggal di jalur Gaza.

dikabarkan oleh Reporter TV Indonesia Jumat (13/10/2023), dimana salah satu warga Jalur Gaza yang terdampak adalah Hana' Nayem.Saat serangan pesawat bom menghantam kawasan tempat tinggalnya di utara Gaza minggu ini, nenek tersebut sampai ketakutan dan sempat melarikan diri.

Kemudian bergabung dengan ribuan orang yang juga ketakutan, dan satu-satunya pilihan lari dari tempatnya hanyalah dengan berjalan kaki sejauh mungkin

Bertemu dengan wartawan dan menyampaikan dengan penuh rasa takut luar biasa

"Pesawat berada di atas kami dan bom berjatuhan di mana-mana, seperti di samping kami saat sedang berjalan," kata Hana' sambil duduk di lantai, yang menggenggam tangannya.

"Ini sangat mengerikan. Semua orang dievakuasi dan berjalan kaki, termasuk anak-anak kami. Tidak ada transportasi," ujar wanita Palestina itu.

Mereka sudah menyewa rumah susun di kawasan itu, namun tidak ada tempat yang aman di Gaza saat ini, serta tidak ada jalan untuk bisa keluar dari Gaza.

Sementara Gaza mengalami blokade total sejak Minggu lalu sehari setelah Hamas menerobos dinding perbatasan dan melakukan serangan terhadap warga Israel di dekatnya

Saat itu tidak ada air, tidak ada makanan, tidak ada obat-obatan, dan tidak ada aliran listrik.

Mirisnya bahkan bantuan kemanusiaan pun dilarang karena di blokade Israel.

"Saat penyerangan terjadi, semua orang berada di sekitar kami bersyukur kami masi selamat" kata Hana'.

"Tempat yang kami sewa ini tidak memiliki pintu dan keamanannya tidak baik," ujarnya. "Saya bersumpah demi Allah, kami ketakutan. Kami duduk di sini ketakutan,mohon agar tentara perdamaian dapat segera turun melindungi kami"Harap Hana'.

Sementara Korban Jiwa Berjatuhan
Israel Bombardir Gaza Palestina
Bola api meletus saat Israel membombardir Kota Gaza, Palestina, Senin (9/10/2023).

Sejak Israel memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza dan memutus pasokan air karena terus mengebom sasaran-sasaran di daerah kantong Palestina yang padat penduduknya sebagai tanggapan atas serangan mendadak Hamas yang disamakan dengan serangan
Sejak serangan hari Sabtu, ribuan orang tewas, baik di pihak Palestina dan Israel.

Militer Israel mengatakan lebih dari 1.300 orang tewas dan setidaknya 97 orang disandera oleh Hamas, sementara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 1.400 warga Palestina tewas dan lebih dari 5.600 orang terluka.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) memperkirakan lebih dari 338.000 orang mengungsi di Gaza.

Saat ini Hana' tinggal sementara di rumah susun sewaan bersama kedua putranya dan keluarga mereka, yang totalnya berjumlah 25 orang.

Salah satu putranya, Mahmoud, mengatakan anak-anaknya kesulitan tidur di tengah penembakan yang tidak berhenti.

Selama jeda pengeboman, anak-anak hanya bisa mencoba duduk dengan tenang, saling berpelukan.

Suara ledakan pun tak jauh dari tempat tinggal mereka.

Perempuan berusia 47 tahun itu menyeka air mata dengan kerudungnya, sambil memasak sedikit makanan yang tersisa di kompor gas.

Persediaan makanan mereka akan habis hari Jumat ini.

"Kami menjaga diri kami semaksimal mungkin. Kami makan dan minum apa yang kami punya," kata Hana'.

"Setelah itu, kecuali ada bantuan, seseorang yang bisa membantu, kondisi kami akan jauh lebih buruk."

Sumber:TV Indonesia.
Rep: TS
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

stop