Suara Semesta (Tanjung Selor, Kaltara) - Yayasan Sejarah dan Budaya Kaltara (YSBK) menyelenggarakan Dialog Usulan Pahlawan Nasional Kaltara melalui Zoom, Sabtu (18/11/23) pukul19.45 s/d 22.45
Jumlah peserta Zoom mencapai 63 orang, terdiri dari pihak pemerintah, tokoh masyarakat,kalangan pengusaha, jurnalis, para pegiat sejarah dan budaya serta masyarakat pada umumnya.
Adapun sambutan pertama diberikan oleh Letkol Inf. Candra S.E., M.I.Pol, yang mewakili Komandan Korem 092/Maharajalila. Beliau menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan dialog tersebut yang dilaksanakan di Bulan Pahlawan Nasional. Menurut beliau melalui Dialog ini para peserta Dialog telah menghargai darma bakti para pejuang di Kaltara pada masa Silam.
Kemudian Sambutan kedua disampaikan oleh Datu Sukrilah Fahmi S.T. yang merupakan Anggota Dewan Pakar Yayasan Sejarah dan Budaya Kaltara. Datu Sukrilah menyatakan maksud dan tujuan Dialog adalah untuk memfasilitasi para stake holder agar dapat berbagi sumber daya dan mempertemukan solusi mewujudkan Pahlawan Nasional dari Kalimantan Utara. Dialog ini sangat penting karena belum ada Pahlawan Nasional dari Kalimantan Utara.
Menurut laporan ketua Panitia, Joko Supriyadi M.T., dalam dialog ini panitia telah berupaya untuk mengakomodir semua stake holder usulan pahlawan Nasional dari Kaltara. Pihak Kementrian Sosial juga telah diundang, demikian pula Gubernur Kaltara untuk memberi sambutan, namun keduanya berhalangan. Meskipun begitu Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Utara dapat berpartisipasi dengan mendelegasikan Bapak Mochtar S.E., sebagai Nara Sumber. Beliau menyatakan bahwa pelaksanaan program usulan pahlawan Nasional sedang dikerjakan oleh Dinas Sosial dan menunggu Peraturan Gubernur terkait hal tersebut.
Narasumber lainnya dalam acara ini adalah Bapak Drs. H. Datu Dissan Maulana, yang memaparkan materi tentang Sultan Jalaludin. Menurut beliau Sultan Jalaludin sangat pantas untuk diusulkan sebagai Pahlawan Nasional dari Kaltara. Datu Dissan membeberkan fakta-fakta tentang peran Sultan Jalaludin dalam mendukung Kemerdekaan Republik Indonesia berdasarkan Dokumen yang ia miliki. Sultan Jalaludin juga menjadi Kepala Daerah Istimewa Bulungan hingga akhir hayatnya.
Setelah itu Bapak Mochtar S.H., M.H., dari keturunan Raja Pandita memaparkan materi tentang tokoh dari Malinau tersebut. Raja Pandita menurutnya layak untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional dari Kaltara karena telah berjuang melawan kolonial Belanda. Bapak Mochtar menyampaikan materi yang cukup detail tentang identitas dan proses peradilan, penahanan dan pembuangan Raja Pandita. Raja Pandita juga cukup populer, dimana namanya telah dipakai sebagai nama Jalan Utama di Malinau dan nama Bataliyon Infanteri 614 di Malinau.
Selanjutnya Prof. Asvi Warman Adam sebagai pembicara utama memaparkan tentang metode dan tahapan pengusulan Pahlawan Nasional serta catatan-catatan yang perlu diperhatikan. Tahapannya secara umum adalah pihak pengusul menyusun Naskah Akademik berupa Biografi Calon Pahlawan Nasional yang hendak diusulkan. Setelah Naskah selesai disusun, kemudian diseminarkan di tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Kemudian usulan diajukan ke Dinas Sosial Kabupaten untuk dikaji oleh tim peneliti dan pengkaji gelar daerah (TP2GD), lalu diteruskan ke Provinsi untuk memperoleh rekomendasi dari Gubernur. Setelah itu diusulkan ke Kementrian Sosial untuk dikaji oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP). Apabila lolos dalam penelitian dan pengkajian, maka TP2GP mengusulkan kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan (DGTJTK) yang lalu merekomendasikan kepada Presiden.
Beliau juga menanggapi dua nara sumber sebelumnya. Peneliti Senior BRIN ini menyatakan setuju apabila Raja Pandita diusulkan sebagai Pahlawan Nasional, apalagi beliau cukup populer, namun data-data tentang Raja Pandita menurutnya kurang memadai, sehingga perlu dilakukan penelitian yang mendalam agar dapat lulus verifikasi yang dilakukan oleh tim peneliti dan pengkaji gelar.
Post A Comment:
0 comments: