stop


Suara Semesta
 (Sumenep) - Kemelut polemik mengenai kinerja Humas Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, AKP Widiarti menjelang Pemilu terus menjadi tranding topik dan sorotan yang menukik.

Sorotan tersebut tidak hanya datang dari para pewarta, aktivis dan pengacara, namun juga datang dari pengusaha sukses  dan pengamat kebijakan publik sekaligus pemilik brand Labatik, Fauzi AS.

Fauzi AS menyebut, kinerja Humas Polres Sumenep, AkP Widiarti tidak hanya buruk, tapi sangat minus.

"Kasi Humas Polres Sumenep ini tidak hanya buruk, buruk dan buruk namun sangat minum bahkan lebih buruk dari Toa corong amal masjid. Bahkan lebih bermanfaat corong amal masjid," sebutnya.

Fauzi bercerita, dirinya berulangkali dikecewakan oleh Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti.

"Terakhir itu saya dikecewakan soal pemberitaan masalah kebakaran di toko saya sendiri. Bahkan terkait itu, kalau tidak salah wartawan dimarahin saat mengambil dokumentasi terkait kebakaran toko saya karena alasannya waktu itu dalam tahap penyidikan," ucapnya bercerita.

Namun anehnya, Widi mengeluarkan foto dan rilis ke salah satu media besar dengan menafsir nafsirkan sendiri angka kerugian yang dialaminya.

"Disisi lain dia melarang wartawan untuk memberitakan tapi dirinya sendiri merilis berita sesuai dengan kemauannya sendiri. Beritanya masih ada di saya. Dia itu Humas sesuka- suka hatinya," tuaksnya.

Padahal kata dia kerugian yang didapat hampir 1 Miliar, namun kemudian dirilis oleh Widii hanya sekian juta .

"Tiba-tiba dia rilis sesuka hatinya, menafsir nafsirkan sendiri kerugian berapa. Padahal kerugian saya itu hampir 1 miliar. Dia itu Humas yang hanya menafsir nafsirkan sendiri, kerugian berapa, dan itu membuat  saya sangat kecewa sekali, padahal tidak pernah mengonformasi kepada saya," ucapnya

Menurut Fauzi AS, Kasi Humas Polres Sumenep sangat sangat buruk, buruk dan buruk

"Seharusnya bukan hanya sanksi yang didapatkan namun Demosi," ucap Fauzi AS.

Sebagai Kasi Humas, tegas Fauzi, semestinya ditempati oleh orang orang yang amanah. Sebab, Humas merupakan corong masyarakat.

"Harusnya kinerja Humas ini ditempati oleh orang orang yang memang betul batuk amanah dan bertanggung jawab karena Humas merupakan corong untuk masyarakat. Bagaimana jika corongnya rusak kan bunyinya tidak bagus jika didengar oleh masyarakat," tegasnya.

Disinggung mengenai group Humas yang disetting private, Fauzi AS menyebut bahwa itu merupakan cerminan Humas otoriter.

"Itu cerminan Humas yang otoriter. Karena apa? Karena dia hanya mendengar info searah dan tidak bisa mendengar dari orang. Ini merupakan pelanggaran serius. Bagi saya Humas Macam Widiarti ini wajib di Demosi," ucapnya.

"Saya yakin Kapolres baru pasti juga berkeinginan memiliki corong yang betul-betul bisa menerjemahkan pola komunikasinya dengan baik dan bisa diterima seluruh lapisan. Sekali lagi, Kapolres baru, Humas baru,” pungkasnya.

Terakhir Fauzi AS menyebut, jika seandainya institusi Polri itu diibaratkan sebuah perusahaan besar, maka Humas itu layaknya marketing yang harus bisa membesarkan nama perusahaan dengan cara cara yang elegan.

"Jadi, bagaimana bisa menjual produk produk perusahaan dan bisa memberi nilai tambah ke masyarakat jika kemudian humasnya itu tampil menyeramkan dan punya wajah jutek misalnya. Kan agak susah nantinya," tandasnya. Selasa, 09/01/2023.

 
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments: