Suara Semesta | Kabupaten Cirebon, Menjelang pemilihan umum (Pemilu) atau pemilihan kepala daerah (Pilkada), sering kali terlihat calon pejabat mendekati wartawan untuk meraih simpati publik. Calon-calon ini umumnya berusaha tampil ramah dan kooperatif dengan awak media, berharap liputan positif dapat meningkatkan popularitas mereka dan peluang untuk terpilih.

Media massa, baik dalam bentuk tulisan berita maupun visual seperti video, memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk opini publik. Liputan media yang efektif dapat mengungguli metode kampanye tradisional, seperti pemasangan baliho dan spanduk. Dengan media, profil serta visi dan misi calon pejabat dapat disampaikan dengan lebih detail dan sugestif, sehingga membantu memperjelas pesan kepada masyarakat. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa tulisan wartawan bisa mempengaruhi karier calon pejabat, baik positif maupun negatif, tergantung pada rekam jejak calon tersebut.

Sayangnya, situasi sering berubah drastis setelah calon terpilih menjadi pejabat. Pejabat yang sebelumnya bersikap ramah dan terbuka kepada wartawan kini sering kali menghindar dan enggan berkomunikasi. Saat wartawan membutuhkan konfirmasi atau ingin membangun kemitraan, pejabat sering kali sulit dihubungi. Alasan kesibukan sering menjadi dalih, bahkan ada yang tidak merespons panggilan telepon atau pesan WhatsApp dari wartawan, meskipun hanya untuk menanyakan agenda kerja atau mengirimkan link hasil pemberitaan.

Fenomena ini mencerminkan adanya dua tipe wartawan di lapangan. Pertama, wartawan yang bersikap netral dan menulis berita berdasarkan idealisme dan dedikasi jurnalisme. Kedua, wartawan yang mungkin terlibat lebih dekat dengan kepentingan politik tertentu. Situasi ini menunjukkan dinamika kompleks antara pejabat dan media, di mana kepentingan pribadi sering kali mengalahkan profesionalisme dan dedikasi terhadap tugas jurnalisme.

Harapannya, hubungan antara pejabat dan media dapat berkembang lebih positif dan profesional. Dengan demikian, wartawan dapat terus menjalankan peran sebagai kontrol sosial dan penyampai informasi objektif, sementara pejabat tetap menjunjung tinggi transparansi dan keterbukaan terhadap media.

(Ramadhan)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

stop