stop


Suara Semesta | 
Cirebon, 20 November 2024 – Debat publik kedua calon Bupati dan Wakil Bupati Cirebon berlangsung hari ini, Rabu (20/11/2024), di sebuah hotel Aston yang terletak di Jalan Brigjend Dharsono, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. Acara ini menjadi salah satu momen penting dalam rangkaian Pemilihan Bupati (Pilbup) Cirebon 2024. Debat ini dibuka dengan semangat antusiasme dari masyarakat dan para pendukung paslon, yang sudah memadati ruang debat sejak pagi hari.

Debat ini memasuki segmen kedua, yang dituangkan dengan berbagai perbincangan mengenai topik-topik utama yang menjadi perhatian publik, antara lain: "Tata Kelola Pemerintahan, Reformasi Birokrasi, Kolaborasi Pembangunan, serta Keberpihakan Terhadap Kelompok Rentan dan Difabel." Dalam segmen ini, setiap pasangan calon diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari panelis yang terdiri dari berbagai ahli dan profesional di bidang pemerintahan dan sosial.


Selama pemaparan visi dan misi, suasana di ruang debat sempat memanas dengan sorak-sorai dan tepuk tangan dari para pendukung masing-masing paslon. Meskipun demikian, panitia secara berkala mengingatkan agar para pendukungnya tidak terlalu bising dan menjaga agar jalannya perdebatan tetap lancar. “Kami mengimbau kepada seluruh pendukung untuk tetap menjaga suasana kondusif, agar debat ini dapat berlangsung dengan tertib dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” kata salah satu panitia.


Tampilan para pasangan calon (paslon) pun menjadi perhatian tersendiri. Paslon nomor urut 1, Rahmat Hidayat-Imam Saputra, tampil kompak dengan pakaian batik berwarna biru, simbol kedekatan mereka dengan tradisi dan budaya lokal. Paslon nomor urut 2, Imron-Agus Kurniawan, mengenakan kemeja putih dengan sweater batik Mega Mendung yang sangat identik dengan Kabupaten Cirebon. Sementara itu, paslon nomor urut 3, Wahyu Tjiptaningsih-Solichin, memilih mengenakan rompi berwarna biru muda, yang menggambarkan kesan segar dan profesional. Paslon nomor urut 4, Mohamad Luthi-Dia Ramayana, tampil dengan kemeja panjang hijau, sesuai dengan identitas mereka yang berslogan "Bahagia", mencerminkan harapan dan bagi kesejahteraan masyarakat Cirebon.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon, Esya Karnia Puspawati, mengungkapkan bahwa meskipun format debat kedua ini secara keseluruhan masih sama dengan debat pertama, ada beberapa perbedaan penting. Salah satunya adalah momen yang diberikan kepada paslon dalam memaparkan kembali visi, misi, dan program unggulan mereka dengan lebih bebas. Hal ini memberikan kesempatan bagi paslon untuk menjelaskan secara mendalam setiap kebijakan yang mereka tawarkan.

Lebih lanjutnya, Esya menjelaskan bahwa debat kali ini juga dilengkapi dengan beberapa subtema yang memiliki empat indikator masing-masing. Subtema tersebut meliputi topik penting yang akan menjadi perhatian dalam pemerintahan Cirebon ke depan. Beberapa subtema yang dibahas adalah:

1. Tata Kelola Pemerintahan – Menyoroti bagaimana setiap paslon akan mengelola birokrasi, mengoptimalkan pelayanan publik, dan meningkatkan transparansi pemerintahan.
2. Pencegahan Gerakan Ekstremisme – Membahas bagaimana paslon akan berupaya menjaga keamanan dan perdamaian di Kabupaten Cirebon, serta menanggulangi potensi ancaman radikalisasi dan ekstremisme.
3. Reformasi Birokrasi – Fokus pada upaya perbaikan dalam sistem birokrasi, agar lebih efisien, responsif, dan tidak berbelit-belit.
4. Keberpihakan terhadap Kelompok Rentan dan Difabel – Paslon diminta untuk menjelaskan kebijakan mereka dalam memberikan perhatian khusus terhadap kelompok-kelompok yang terpinggirkan, seperti penyandang disabilitas, perempuan, dan anak-anak.

“Dari setiap subtema, ada empat indikator yang harus dijawab oleh setiap paslon. Semua subtema ini sudah diinformasikan kepada LO (Liaison Officer) dan para paslon jauh sebelum debat dimulai,” jelas Esya.

Selain itu, Esya juga menyampaikan bahwa KPU berupaya agar debat publik ini dapat menjadi ajang edukasi bagi masyarakat Cirebon, sehingga mereka dapat memilih calon pemimpin yang tidak hanya cakap dalam berbicara, tetapi juga memiliki program-program yang terukur dan tepat untuk mengatasi berbagai tantangan daerah.

Debat publik ini semakin menunjukkan kualitas demokrasi di Kabupaten Cirebon, di mana masyarakat diberikan kesempatan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai calon pemimpin mereka. Paslon-paslon tersebut diharapkan dapat memberikan solusi yang konkrit terhadap permasalahan daerah, serta menampilkan komitmen mereka untuk membawa Cirebon menuju kemajuan yang lebih baik, inklusif, dan berkeadilan.

(Ramadhan)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments: