stop


Suara Semesta | 
Forum Kuwu Kabupaten Cirebon (FKKC) akan mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) di Pendopo Bupati Cirebon pada hari Jumat, 27 Desember 2024. Acara ini menjadi agenda penting bagi para kuwu se-Kabupaten Cirebon untuk memilih pemimpin baru yang diharapkan mampu membawa FKKC semakin maju dan relevan dalam mendukung pembangunan desa.

Berbeda dengan Mubes sebelumnya, kali ini persaingan untuk ketua Ketua FKKC mempertemukan dua tokoh utama organisasi, yakni Ketua FKKC demisioner, Muali, dan Sekretaris FKKC, Ahmad Hudori. Persaingan ini menjadi perhatian karena kedua kandidat memiliki peran strategis dalam kepengurusan periode sebelumnya dan kini bersaing untuk memimpin organisasi ke depan.

Persiapan Mubes dan Aturan Pelaksanaan

Ahmad Hudori, yang akrab disapa Ahud, menyampaikan bahwa persiapan pelaksanaan Mubes telah rampung 100 persen. “Segala kebutuhan untuk Mubes sudah disiapkan. Besok, Jumat siang, acara siap dilaksanakan di Pendopo Bupati Cirebon,” ungkapnya. Ia juga menjelaskan bahwa lokasi Mubes semula direncanakan di Gedung FKKC Watubelah, tetapi dipindahkan ke Pendopo Bupati demi kenyamanan peserta.

Menurut Ahud, sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) FKKC, Mubes baru dapat dinyatakan sah jika dihadiri oleh minimal 70 persen dari total 412 kuwu di Kabupaten Cirebon. "Kami tidak menggunakan sistem perwakilan. Semua kuwu diundang langsung untuk hadir dan berpartisipasi. Kehadiran minimal 70 persen adalah syarat utama agar Mubes dapat berlangsung secara resmi," tegasnya.

Dinamika Pencalonan Ketua FKKC

Pada awalnya, terdapat calon empat yang mencalonkan diri sebagai Ketua FKKC. Namun, dua calon memutuskan untuk membatalkan diri, sehingga hanya menyisakan Ahmad Hudori dan Muali sebagai kandidat. “Sekarang hanya ada dua calon yang maju, saya dan Pak Muali. Saya siap berjuang untuk memimpin FKKC,” ujar Ahud dengan penuh optimisme. Meski demikian, Muali tetap optimis untuk kembali memimpin FKKC. “Sebagai manusia, kita harus selalu optimis. Saya percaya diri untuk kembali menjadi ketua dan melanjutkan program-program yang telah dirintis sebelumnya,” tambahnya. Ahmad Hudori, di sisi lain, juga menunjukkan keyakinan besar terhadap kemampuannya memimpin FKKC. Ia berkomitmen membawa perubahan positif bagi organisasi, terutama dalam memperkuat peran FKKC sebagai wadah para kuwu untuk berkolaborasi dalam pembangunan desa. Harapan dari Musyawarah Besar Mubes ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang pemilihan ketua, tetapi juga momen refleksi bagi seluruh anggota FKKC untuk memperkuat organisasi. Para kuwu diharapkan dapat memilih pemimpin yang mampu mengakomodasi kebutuhan seluruh desa di Kabupaten Cirebon, sekaligus membawa FKKC menjadi lebih progresif dalam mendukung pembangunan desa.

Sementara itu, Muali menegaskan bahwa pemilihan ketua dalam Mubes ini sepenuhnya merupakan suara murni dari para kuwu tanpa ada intervensi pihak lain, termasuk pemerintah daerah. "Ini adalah forum demokrasi para kuwu. Siapa pun yang terpilih, itu adalah keputusan mereka. Pemilihan ini tidak ada kaitannya dengan politik praktis, dan Pemkab Cirebon tidak ikut campur dalam prosesnya," jelas Muali.

Visi dan Optimisme Kandidat

Muali menganggap persaingannya dengan Ahmad Hudori sebagai hal yang wajar dalam demokrasi. Ia melihat bahwa keduanya memiliki visi yang sama untuk membangun FKKC, meskipun dengan pendekatan yang mungkin berbeda. "Saya dan Pak Ahmad Hudori sama-sama ingin memajukan FKKC. Mungkin Pak Sekretaris memiliki strategi berbeda dalam menjalankan organisasi ini," ujarnya.









Musyawarah Besar FKKC ini menjadi salah satu agenda penting bagi Kabupaten Cirebon, mencerminkan dinamika demokrasi di tingkat lokal yang sehat dan transparan. Dengan komitmen dari seluruh pihak yang terlibat, Mubes ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan terbaik untuk masa depan FKKC dan desa-desa di wilayah tersebut.

(Ramadhan)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments: