Suara Semesta | Kabupaten Cirebon – Situs Lawang Sanga dan Sumur Indrakila yang terletak di Desa Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Kedua situs tersebut nyaris tidak terlihat karena tertutup oleh tumbuhan liar dan rumput ilalang yang tumbuh lebat di sekitarnya.
Menanggapi hal ini, Paguyuban Situs Cagar Budaya Setu Patok bersama Organisasi Masyarakat (Ormas) Manggala Garuda Putih Kecamatan Mundu merasa prihatin dan berinisiatif untuk melestarikan situs-situs tersebut. Ketua PAC Manggala Garuda Putih Kecamatan Mundu, Mistal, bersama Ketua Paguyuban Situs Cagar Budaya Setu Patok, Iswanto, dan Sekretaris Paguyuban, Adam, menyatakan komitmen mereka untuk menghidupkan kembali keberadaan Situs Lawang Sanga dan Sumur Indrakila.
"Kami akan bekerja sama menjaga dan melestarikan situs ini agar tidak punah, sekaligus menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat di Desa Setu Patok," ujar Mistal.
Menurut Mistal dan Adam, kedua situs ini memiliki potensi besar sebagai warisan budaya yang dapat menarik perhatian masyarakat. Mereka optimis bahwa pelestarian situs akan memberikan dampak positif bagi Desa Setu Patok, baik dari segi budaya maupun ekonomi.
Iswanto menambahkan bahwa jika pelestarian ini berhasil, situs-situs tersebut dapat menjadi daya tarik wisata yang mendatangkan pengunjung dari berbagai daerah. "Hal ini tidak hanya akan memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat luas, tetapi juga dapat membuka peluang usaha bagi warga desa, seperti berdagang cendera mata khas Desa Setu Patok atau membuka usaha kuliner tradisional," kata Iswanto saat ditemui di Sekretariat Paguyuban.
Dalam rapat musyawarah yang diadakan di kediaman calon kuncen Sumur Indrakila, seluruh pengurus sepakat untuk memulai langkah konkret dalam melestarikan kedua situs tersebut. Mereka berharap upaya ini dapat memajukan Desa Setu Patok dan mempererat kebersamaan masyarakat dalam menjaga warisan budaya.
Pelestarian Situs Lawang Sanga dan Sumur Indrakila bukan hanya tentang menjaga benda bersejarah, tetapi juga menjadi langkah penting untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang menjadi bagian dari identitas masyarakat Kabupaten Cirebon.
(Nanang Kalnadi)
Post A Comment:
0 comments: